Hai sobat!

Bagaimana keadaan kalian? Apakah kalian baik-baik saja? Kuharap kalian dan orang-orang tercinta baik-baik saja. 

Beberapa hari lagi kita akan berada di penghujung tahun. Semoga di tahun ini kita mendapatkan pelajaran yang berharga. 

Ditengah situasi pelik dengan wabah covid-19 ini kita masih diberi kesempatan untuk bisa melihat dan berkumpul bersama orang-orang tercinta kita. 

Sebenarnya kita jarang menyadari dari puluhan ribu orang yang terpapar covid-19 kita bukan salah satunya. Kita juga berdoa untuk para pasien agar segera disembuhkan dan diberi kesempatan untuk berkumpul segera bersama keluarga dan orang-orang tercinta.

Ditulisan kali ini saya akan berbagi pengalaman tentang hal yang sebenarnya kurang kita sadari. 

Apakah itu? 

Itu adalah yang sebelumnya saya singgung. Yap, itu adalah rasa syukur atau rasa terimakasih pada Tuhan Yang Maha Esa. Kita masih teguh berdiri dan memiliki kesempatan untuk bisa bekerja, belajar, berkreasi dan berkumpul bersama .

Kadang sobat, kita terlalu berfokus pada apa yang kita inginkan dan melupakan apa yang telah kita dapatkan. Semisalnya ini, kamu baru aja ditolak oleh cowok atau cewek yang kamu suka. Kamu merasa patah hati kamu itu, adalah bukti Tuhan tak mau dengar doa-doa kamu.

Atau mungkin kamu baru aja patah hati setelah ditinggal atau dikhianati oleh pasanganmu. 

Dan itu membuat kita kadang menyalahkan karunia dari Sang Pencipta. Terburuk nya kita kehilangan kepercayaan pada kuasa Sang Illahi, berakhir menjadi atheis dan menghilangkan atau melupakan eksistensi Tuhan itu sendiri.

Sebenernya itu wajar, kadang kita sudah mempersiapkan segala apa yang ada di dalam kepala kita atau kita mempercayakan masa depan kita pada Sang Pencipta. Namun, entah kenapa kita yang dikecewakan dengan pencapaian yang tak seperti apa yang kita kira. Dikhianati oleh orang yang kita percaya dan cinta. Keadaan yang memaksa kita untuk menangis dan berdoa sejadi-jadinya. Parahnya, kita tak mendapatkan jawaban dari doa-doa kita.

Tetapi, sobat aku dulu juga pernah merasakan itu. Merasa kalau aku itu nggak ada harga, kemampuan, dan eksistensi aku sendiri itu seperti sebuah kesalahan.

Jadi, aku berpesan pada kamu sobat. Inilah pesanku.

"Menyakitkan rasanya menyaksikan putus asa kamu, pengen bunuh diri kamu, berteriak Tuhan tak adil dan kutuk mu kenapa harus kamu yang mengalami semuanya? 

Tetapi ingat ini...

Biar kuberi tahu sesuatu, pedang yang tajam dan indah adalah hasil seonggok besi yang terbentur-bentur ribuan kali dengan palu dan panasnya api.

Jika kamu menyerah dan patah. Aku tak akan pernah bisa melihat bentuk dan ketajaman asli mu.

Jika Tuhan seumpama pandai besi, dia adalah pandai besi terbaik dari yang terbaik.

Dia tahu batasan mu, dia juga tahu kualitas besi mu. 

Jadilah pedang yang cantik, ok? 

Jadi, aku masih bisa melihat keindahan mu nanti. Tuhan beserta mu."

Bersyukurlah dari segala perkara dan masalah yang Tuhan percayakan pada kamu untuk selesaikan.

Tuhan pasti memiliki rencana besar untuk kamu. Kamu hanya perlu bersabar dan bertawakal sambil terus berusaha menemukan cara yang dikehendakiNya. 

Sampai ketemu ditulisan berikut nya.

Semangat, kamu tidak pernah sendirian.