Hai sobat. Di postingan sebelumnya saya sempat menulis artikel mengenai stoikisme dengan penjelasan yang amat singkat.
Sebenarnya stoikisme cukup familiar di telinga masyarakat modern ini. Stoikisme atau aliran filsafat teras adalah salah satu pola pandang yang sifatnya konkret.
Maksudnya apa sih?
Jadi, begini sobat. Filsafat pada umunya menitikberatkan pandangan, gagasan atau ide yang sepenuhnya mengkaji pada segala fenomena dan permasalahan yang sifatnya abstrak atau tak memiliki bentuk.
Dengan kata lain, segala bentuk dari kajian filsafat kebanyakan pada umumnya segala permasalahan yang unsur terapan jarang kita temukan. Seperti adanya kebaikan dan kejahatan, kelahiran dan kematian, fisik dan metafisika serta kajian-kajian lain yang melepaskan diri dari segala bentuk materi.
Bedanya, stoikisme bisa dikaji dan diterapkan dalam pola kehidupan sehari-hari juga loh sobat.
Bagaimana bisa sih?
Sederhananya begini, stoikisme atau stoisisme telah ada dan lama dikembangkan oleh pemikir-pemikir terdahulu. Mulai dari gagasan dan landasan secara abatraksi, bahkan hingga segala tata atau aturan cara yang sifatnya konkret.
Sebagai contoh nih, jadi stoikisme itu memiliki pola doktrin yang dapat dikembangkan. Sebagai contoh, Marcus Aurelius pernah menuliskan aturan dan tata cara dirinya menghadapi segala macam permasalahan yang dihadapi dalam pemerintahan dan kehidupannya.
Bisa tidak kamu bayangkan seorang kaisar Romawi yang pasti memiliki pengaruh besar di negaranya menjadi seorang stoikisme alias orang yang tidak memperdulikan segala sesuatu?
Awalnya saya kurang yakin, tetapi setelah saya pikir-pikir lagi. Itu mungkin. Terlebih dasar-dasar dari prinsip stoikisme cukup banyak membantu Marcus Aurelius dalam memanajemen hidupnya sebagai seorang kaisar. Yang pasti itu sangat berat, di saat bersamaan dia harus tegas dalam ekspansi dan kampanye perluasan kekuasaannya. Di sisi lain dia harus tetap memanajemen emosi dan kontrol psikologis nya sobat.
Oleh karena itu sobat, saya mulai merangkul untungnya jika kamu menjadi seorang stoik. Let's check it out!
1. Bebas tekanan dalam masyarakat
Pada dasarnya prinsip stoikisme adalah rasa tidak peduli pada hal yang berhubungan dengan orang lain. Mirip ke sisi pola apatis pada kehidupan orang lain. Para penganut ajaran stoik adalah orang yang sama sekali tidak menganggap keberhasilan dari orang lain dan kegagalan dari orang lain adalah sebuah beban yang harus diberi perhatian khusus.
2. Tidak khawatir soal kematian
Kehidupan bagi kaum stoik adalah segala sesuatu yang sepenuhnya berkaitan pada Logos atau sifatnya kekuatan alam semesta dalam hal ini para dewa-dewa atau eksistensi Tuhan. Dengan kata lain, mereka nih berpandangan bahwa kematian adalah salah satu fenomena rasional yang sepenuhnya manusia tak perlu pikirkan. Segela sesuatu yang hidup akan kehilangan hidup juga pada akhirnya.
Namun, bukan berarti mereka tak menghargai kehidupan nih. Justeru kaum stoik menghargai kehidupan, karena mereka berpikiran bahwa kehidupan mengenai tanggung jawab sepenuhnya sesuai dengan tuntunan semesta.
3. Tidak gila materi
Kaum stoik menganggap kekayaan adalah penghalang dari kebahagiaan hidup, pada umumnya kaum penganut stoikisme adalah kaum aristokrat yang sejak dari lahir memiliki kekayaan materi yang besar. Jadi, mereka menganggap bahwa kekayaan mereka adalah suatu bentuk ketidakbahagiaan.
Namun, bukan berarti kemelaratan adalah bentuk kebahagiaan juga sobat. Mereka berpikir bahwa kemelaratan adalah salah satu bentuk ketidakpastian hidup alias ketidakbahagiaan juga. Dengan kata lain, kamu tak boleh kaya atau miskin. Rumit ya?
4. Penuh dengan rasa petualangan
Stoikisme menganggap eksplorasi dari dunia dan isinya adalah sesuatu yang mengundang bentuk dari kehendak semata. Makanya, kamu tidak akan jarang menemukan catatan sejarah yang mana kebanyakan kaum bangsawan melakukan penjelajahan dan pengarungan dunia.
5. Tidak terpengaruh emosi dari lingkungan
Salah satu penganut stoikisme, Duke of Wellington saat menghadapi pertempuran melawan Napoleon dalam perang antara Inggris dan Perancis ( pertempuran Waterloo) bahkan tidak mengeluarkan atau menggambarkan emosi ketakutan atau kecemasan setelah dirinya dikepung tentara Perancis.
Pertempuran inilah yang membuat Kaisar Napoleon kalah dalam peperangan melawan tujuh koalisi. Kekalahan Napoleon sih beralasan, yakni; Napoleon terlalu bernafsu dan gagal mengontrol emosinya.
Itu dia lima keuntungan kenapa kamu bis menerapkan pola-pola hidup stoikisme dalam kehidupan sehari-hari kamu sobat.
Pada dasarnya segala bentuk pandangan filsafat konkret cukup menarik untuk dikaji, bahkan akan sangat menarik jika diterapkan.