Gunung galunggung tasikmalaya - Sejarah dan mitos memang erat kaitannya, begitu pula dengan sejarah dan mitos yang terjadi di gunung galunggung. Berlokasi di antara wilayah garut dan tasikmalaya gunung ini menyimpan mitos kelam yang masih diyakini oleh warga di sekitarnya.

Sejarah Gunung Galunggung

 Sebagai warga tasikmalaya asli terus terang saja bahwa saya juga tidak mengetahui secara pasti mengenai asal mula sejarah gunung galunggung, namun dilansir dari beberapa media online dan buku-buku sejarah jadul milik orang tua saya berikut ini adalah sejarah mengenai gunung galunggung.

Menurut informasi dari media cetak atau media online, asal usul dan Mitos Sejarah Gunung galunggung dimulai pada abad ke XII. Di kawasan ini terdapat suatu Rajyamandala (kerajaan bawahan) Galunggung yang berpusat di Rumantak, yang sekarang masuk dalam wilayah Desa Linggawangi, Kecamatan Leuwisari, Tasikmalaya.

Tempat Sejarah Gunung galunggung merupakan salah satu pusat spiritual kerajaan Sunda pra Pajajaran, dengan tokoh pimpinannya yaitu Batari Hyang pada abad ke-XII. Saat pengaruh Islam menguat, pusat tersebut pindah ke daerah Pamijahan dengan Syeikh Abdul Muhyi (abad ke XVII) sebagai tokoh ulama panutan.

Sumber prasasti Geger Hanjuang yang ditemukan di sana menyebutkan bahwa pada tahun 1033 Saka atau 1111 Masehi, Batari Hyang membuat susuk/ parit pertahanan. Peristiwa nyusuk atau pembuatan parit ini berarti menandai adanya penobatan kekuasaan baru di sana (di wilayah Galunggung). Sementara naskah Sunda kuno lain adalah Amanat Galunggung yang merupakan kumpulan naskah yang ditemukan di kabuyutan Ciburuy, Garut Selatan berisi petuah–petuah yang disampaikan oleh Rakyan Darmasiksa, penguasa Galunggung pada masa itu kepada anaknya.

Sementara Prabu Jaya Pakuan alias Bujangga Manik, seorang resi Hindu dari Kerajaan Sunda, Pakuan Pajajaran yang telah melakukan dua kali perjalanan dari Pakuan Pajajaran ke Jawa sempat menuliskan Galunggung dalam catatan perjalanannya.

Dari beberapa paeagraf diatas bisa kita simpulkan bahwa awal mula sejarah gunung galunggung pertama kali diketahui sejak abad ke XII pada masa kerajaan Rajyamandala

Pesona Keindahan Gunung Galunggung

Gunung yang menjadi ikon warga tasikmalaya ini menjadi tujuan objek wisata yang sangat populer bagi masyarakat terdekat. Dari atas puncak gunung kita bisa melihat keindahan kota tasik malaya dan jernihnya air kawah yang membiru, selain itu kita juga disuguhkan dengan pemaindian air panas yang bermanfaat untuk kesehatan.

Dibalik semua ini kita harus mengambil hikmah dari terjadinya letusan yang sangat dahsyat pada tahun 1982, letusan ini membuat 8.127 orang menjadi korban dan 20.000 orang harus mengungsi serta kerugian ekonomi yang mencapai triliunan rupiah. 

Mitos Gunung Galunggung

Dengan posona alam yang indah dan pemandian air panas yang sangat bermanfaat untuk kesehatan nampaknya gunung ini tidak lepas dari mitos yang beredar di masarakat sekitar. Apa aja mitosnya? Berikut ini beberapa mitos tentang gunung galunggung yang masih banyak diyakini oleh masyarakat. 

  • Tempat bertapa orang sakti. Ya, kita pasti sering mendengar tentang orang sakti yang bertapa di suatu tempat, kali ini di gunung galunggung diyakini sebagai tempat bertapa untuk orang-orang yang sedang mencari ilmu kebatinan. 
  • Panorama tidak bisa di foto. Sebagai tempat wisata gunung galunggung tentunya memiliki keindahan alam yang memanjakan mata. Tetapi hal ini tidak berlaku jika di poto, di yakini secanggih apapun kamera kalian tidak akan bisa mengabadikan kenindahan galunggung seperti yang nampak oleh mata.
  • Sumber Air 7 Rasa. Diyakini oleh warga sekitar bahwa di gunung ini terdapat sumber air yang memiliki 7 rasa yang berbeda-beda. Namun tidak ada keterangan yang jelas dimana letak pasti sumber mata air tersebut.
  • Kerajaan mahluk gaib. Di setiap tempat di bumi ini mahluk gaib selalu ada, tapi lain hal nya dengan gunung galunggung yang di yakini sebagai kerjaan mahluk gaib sekutu dari kerajaan nyi roro kidul. 

Kesimpulan

Setiap gunung memiliki sejarah masing-masing dan tentunya keindahan tersendiri sesuai dengan gografisnya. Namun mengenai mitos tentang gunung ini kita tidak bisa menyimpulkannya dengan pasti karena tidak ada keterangan dari sumber yang jelas dan bukti nyata dari mitos tersebut.